Kota Metro — Dalam jumpa toko, Obrolan kopi siang bersama Tondi nasution, dan rekan praktisi Sabtu 22/07/2023, merupakan hal menarik dalam mencermati perhelatan memasuki tahun politik yang akan datang, politik sehat, hal ini dikatakan politisi muda, yang mempunyai nama lengkap Tondi Muammar Gaddafi Nasution, sekaligus Ketua DPRD Kota Metro Periode 2019 – 2024 dari Partai Golkar, bukan sebuah isapan jempol contoh tokoh yang berhasil memadukan dua kutub yang dianggap berseberangan, yaitu politik dan kemanusiaan. Belajar dari obrolan siang ini, seorang pemimpin yang bisa memimpin bukan perkara mudah. Jika ingin menjadi ksatria yang perkasa, mempunyai kesaktian dan tak dapat dikalahkan, harus digembleng terlebih dahulu di Kawah Candradimuka.
Kawah candradimuka adalah kawah yang terdapat di alam kahyangan seperti disebutkan dalam kisah pewayangan. Kisah tersebut menggambarkan bahwa untuk menjadi Pemimpin yang kuat, yang berjiwa kesatria membutuhkan proses yang lama dan berjenjang, bukan karbitan seperti kebanyakan calon Pemimpin hari ini.
Tidak cukup sampai di situ seorang Pemimpin juga harus mempunyai komitmen yang tak tergoyahkan oleh badai apapun. Komitmen politik, visi dan misi yang jelas, dan konsistensi merupakan prasyarat penting untuk melakukan perubahan. Karena politik itu ibarat permainan bola, prediksinya bisa menang namun hasilnya kalah. Begitu pula dalam proses kepemimpinan, tujuan awalnya bisa baik tapi akhirnya bisa buruk, lagi-lagi semuanya tergantung pada komitmen sang Pemimpin.
Agar proses kepemimpinan berjalan dengan baik, seorang Pemimpin butuh bekerja sama dengan banyak pihak atau saat ini kita kenal dengan istilah kolaborasi. Seorang Pemimpin tidak mungkin berjalan sendirian, butuh dukungan untuk mewujudkan komitmennya. Dan itu hanya dapat dilakukan jika pemimpin tersebut mampu berkolaborasi dengan siapapun, termasuk dengan lawannya sekalipun, ungkap Tondi dimana saat ini memulai untuk mempererat hubungan silaturahmi kekawan, saudara, kerabat dari 22 Kelurahan se Kota Metro karena untuk maju di Provinsi Dapil Metro, Pesawaran, Kabupaten Pringsewu..
Di tempat terpisah Fani selaku Ketua SEMA, Institut Agama Islama Darul Amal (IAIDA) Lampung, mengatakan seorang sosok Tondi wajar – wajar saja karena seorang Pemimpin maupun calon Pemimpin yang akan datang perlu belajar dan meneladani, bahwa kekuasaan bukan segalanya. Ada yang lebih penting daripada itu, yaitu kemanusiaan. Minimal yang harus dilakukan adalah bagaimana cara mendapatkan kekuasaan, dan memperlakukan masyarakat sebagai konstituen utama dalam berdemokrasi dengan cara yang beradab, tidak menghalalkan segala upaya.
Pemimpin dan calon pemimpin harus sadar bahwa yang mereka kemudikan tidak hanya sekoci kecil, melainkan kapal besar yang bernama Amanah.
(Red)