Ormas FRB Minta Program Sekardadu Banyuwangi Tidak Hanya Formalitas, Tapi juga Berkelanjutan

Banyuwangi,- Program Sekolah Rawat Daerah Aliran Sungai (Sekardadu) dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi mendapatkan apresiasi, setelah berhasil masuk sebagai nomine dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (Kovablik) Jawa Timur tahun 2023.

Perihal itu, Ormas Forum Rogojampi Bersatu (FRB) di Kabupaten Banyuwangi meminta agar program tersebut tidak hanya menjadi formalitas semata, melainkan juga harus bersifat berkelanjutan dan menyeluruh.

Permintaan ini muncul, setelah FRB mendapati temuan disepanjang aliran sungai, terutama di wilayah Desa Bareng Kecamatan Kabat. Bahwa, ditemukan banyak sampah dari bermacam jenis pada sepadan sungai, serta menumpuk sepanjang sekitar 40 meter. “Ini menandakan bahwa program tersebut tidak dijalankan dengan serius. Padahal bendungan dan sungai ini berada tepat di pinggir jalan desa. Pembuangan sampah sembarangan ditepi sungai itu tidak hanya merusak pemandangan, tetapi juga berpotensi menyebabkan pencemaran air sungai dan jadi sumber penyakit,”ungkap Irfan Hidayat, SH., MH.,selaku ketua FRB, Jumat (13/10/2023).

Program Sekardadu sendiri,  dilaksanakan oleh Dinas PU Pengairan Banyuwangi dengan melibatkan sejumlah dunas SKPD (Satuan kerja Perangkat Daerah), termasuk Dinas PU Cipta Karya Perumahan dan Permukiman, Dinas Pendidikan, BPBD, dan Dinas Lingkungan Hidup. Selain itu, program ini juga melibatkan sekolah dan kampus di sekitar kawasan sungai.

Irfan juga menekankan pentingnya implementasi program Sekardadu secara optimal dan berkelanjutan, mengingat melibatkan dan mendapat dukungan dari banyak pihak dan lintas Dinas.

Ia juga menyoroti adanya dugaan banyaknya limbah yang masih dibuang ke sungai oleh perusahaan di beberapa wilayah Banyuwangi, yang berdampak besar dapat merusak lingkungan dan mencemari air sungai.

“Idealnya, dengan banyaknya pihak yang terlibat, program ini harus mencakup berbagai sisi dan merata. Jangan hanya fokus merawat, mempercantik tempat atau spot sungai tertentu saja, namun juga harus menggarap sisi lainnya, misalnya soal dugaan masih banyaknya limbah perusahaan yang dibuang di sungai. Ini butuh dukungan APH. Inilah yang harus  dikerjakan jika benar-benar mau serius untuk kebaikan lingkungan di Banyuwangi,” cetus Irfan.

“Oleh karena itu, pemerintah perlu turut serta proaktif  dalam penanganan masalah limbah ini,” pungkasnya.

Program Sekardadu sendiri bertujuan untuk menjaga dan merawat kebersihan aliran sungai, dari daerah tangkapan air (catchment area/hulu) hingga ke bagian hilir. Program ini telah berjalan hampir 2 tahun dan melibatkan berbagai sektor.

Diharapkan dengan perhatian yang lebih serius dan tindakan yang nyata, program ini dapat berkontribusi dalam menjaga kebersihan dan keberlanjutan sungai dan aliran sungai di Banyuwangi. (MJ34)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *