Banyuwangi, JejakPeristiwa.online-Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Banyuwangi bekerjasama dengan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PJOK SMP dan National Paralympic Committee (NPC) Banyuwangi, menggelar lomba olahraga tradisional dan difabel tingkat kabupaten. Lomba ini diselenggarakan selama 2 hari, mulai 15-16 Februari 2023, di lapangan atletik GOR Tawangalun Banyuwangi. Lebih dari 500 pelajar, yang terdiri dari pelajar SMP dan SDLB, SMPLB, SMALB, ikut serta dalam kegiatan lomba tersebut.
Ketua NPC (National Paralympic Committee) Banyuwangi, M. Zaenuddin, mengatakan bahwa setelah lomba ini, akan dilakukan seleksi daerah untuk persiapan ajang Paralimpik Provinsi Jawa Timur yang akan datang. Pihaknya menargetkan kontingen Banyuwangi dapat masuk dalam 5 besar juara.
“Dalam ajang Paralimpik Provinsi Jatim 2022, kita berhasil meraih 3 emas, 8 perak, dan 5 perunggu. Kita menargetkan kontingen Banyuwangi dapat masuk dalam 6 besar juara pada bulan Desember 2023 mendatang,” ujar Zaenuddin, Rabu (15/11/2023).
Zaenuddin menambahkan bahwa Pemerintah Kabupaten Banyuwangi sangat mendukung perkembangan prestasi paralimpik di Banyuwangi. Selain itu, dengan adanya Peraturan Bupati Banyuwangi tahun 2023 yang lebih memperhatikan Perlindungan dan Pemenuhan Hak-hak Penyandang Disabilitas, hal ini juga memberikan dorongan yang besar.
“Oleh karena itu, kami membutuhkan bantuan dari Dispora dan KONI untuk mengajukan proposal kegiatan, agar prestasi anak-anak kita semakin baik,” harapnya.
Dalam acara ini, NPC Banyuwangi menggelar berbagai lomba untuk difabel, seperti lari 100 meter, balap kursi roda, tenis meja, bulu tangkis, lompat jauh, dan catur.
Sementara, untuk lomba tradisional yang diadakan di Kabupaten Banyuwangi, Ketua Seksi Olahraga Rekreasi/Tradisional, Hariyono Saputra mengungkapkan bahwa, peserta terdiri dari 35 lembaga pendidikan setingkat SMP, baik negeri maupun swasta. Lomba-lomba yang dipertandingkan diantaranya adalah lomba terompah, egrang, panahan, dan masih banyak lagi. Lebih dari 300 pelajar SMP dengan semangat tinggi ikut serta dalam lomba ini.
Tidak hanya hadiah berupa trophy, namun juga uang pembinaan yang disiapkan bagi juara pertama hingga juara ketiga, dengan nilai sebesar Rp 1.750.000 hingga Rp 250.000. Keberadaan lomba ini memiliki tujuan yang penting dalam melestarikan dan mengembangkan olahraga tradisional di Banyuwangi.
Hariyono menambahkan, selain memberikan kesempatan kepada peserta untuk berkompetisi dan bersaing, lomba ini juga berfungsi sebagai ajang melatih kerjasama tim dan keterampilan bagi para pelajar.
“Melalui kegiatan ini, kami berharap dapat para pelajar mencintai tradisional asli bangsanya sekaligus untuk meningkatkan keterampilan tim yang kuat dan melatih kepiawaian mereka dalam berkerja sama,” tandasnya.
Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa lomba ini akan terus diadakan di masa depan, karena antusiasme peserta yang sangat tinggi. Dengan adanya lomba tradisional ini, diharapkan bahwa budaya dan olahraga tradisional di Banyuwangi dapat terjaga dan berkembang dengan baik di tengah-tengah kemajuan zaman. (MJ34)