Kota Metro — Ratusan Tenaga Harian Lepas (THL) bersama Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan KNPI menggelar aksi demo damai di depan Kantor Pemerintah Kota Metro, Selasa (16/9/2025) pagi. Mereka menuntut kejelasan nasib 540 THL yang terancam dirumahkan oleh Pemkot Metro.

Massa sempat berorasi dan membakar ban sebagai simbol perlawanan. Situasi memanas ketika Walikota Metro Bambang Iman Santoso dan Wakil Walikota dr. Rafiq Adi Pradana turun menemui pendemo di depan gerbang. Karena dianggap kurang kondusif, pertemuan akhirnya dipindahkan ke aula lantai dua Pemkot Metro.
Musyawarah berlangsung dengan dihadiri Walikota, Wakil Walikota, Ketua DPRD Kota Metro Ria Hartini, Kapolres, Dandim 0411/KM, serta Direktur RSUD Ahmad Yani dr. Fitri. Dalam forum ini, Walikota Metro mengambil keputusan berani: memastikan 540 THL tidak akan dirumahkan.
“Sebagai orang tua, saya berjanji tidak ada satu pun dari 540 THL yang dirumahkan. Soal THL RS Ahmad Yani, kami akan memanggil direktur rumah sakit untuk mencarikan solusi terbaik,” tegas Bambang Iman Santoso di hadapan massa dan tamu musyawarah.
Wakil Walikota dr. Rafiq menambahkan, 91 THL yang sempat dirumahkan mulai besok akan kembali bekerja. Namun, persoalan anggaran masih menjadi kendala.
“Jika digaji Rp1,2 juta per bulan, totalnya mencapai seratus jutaan. Dengan kondisi APBD Metro yang sudah tidak memungkinkan, Pemkot belum bisa mencari solusi anggaran untuk 91 THL ini,” ujarnya.
Selain menuntut status THL, mahasiswa juga menagih realisasi 13 janji kampanye dan mempertanyakan penggunaan APBD Kota Metro yang mencapai Rp1 triliun. Mereka menegaskan delapan poin tuntutan, termasuk desakan agar 540 THL diangkat sebagai tenaga paruh waktu.

Pertemuan yang semula tegang akhirnya berjalan kondusif. Walikota, Wakil Walikota, DPRD, dan perwakilan massa menyepakati sejumlah poin sebagai jalan keluar sementara, dengan janji solusi permanen segera dibahas lebih lanjut.











