JEJAKPERISTIWA.ONLINE
BATU AJI — Dalam upaya mengembalikan marwah kebersihan kota, Pemerintah Kecamatan Batu Aji menggelar Operasi Task Force Penanggulangan Sampah yang berlangsung sejak pukul 04.30 hingga 08.00 WIB dan menyisir empat kelurahan: Buliang, Kibing, Bukit Tempayan, dan Tanjung Uncang.

Dipimpin langsung oleh Camat Batu Aji, Addi Arnus, SE, operasi subuh ini melibatkan seluruh unsur perangkat kecamatan, kelurahan, RT/RW, tokoh masyarakat, serta personel OPD pendukung. Dari jalan protokol hingga pemukiman padat, tim menyisir tumpukan sampah liar, membersihkan drainase, dan menata titik-titik rawan penumpukan.

WALIKOTA AMSAKAR AHMAD: “BATU AJI MEMBERI PESAN JELAS — KOTA INI TIDAK TUNDuk PADA SAMPAH”
Walikota Batam, H. Amsakar Ahmad, memberikan apresiasi tajam terhadap gerakan yang dianggapnya sebagai “gelombang disiplin baru” di Batu Aji.
“Gerakan ini bukan sekadar bersih-bersih. Ini wujud tekad. Batu Aji memberi pesan jelas bahwa kota ini tidak tunduk pada sampah. Saya bangga melihat sinergi camat, perangkat kelurahan, dan warga yang turun sebelum matahari naik,” ujarnya. Selasa, 18/11/2025.
Ia menegaskan bahwa pembenahan kebersihan memiliki korelasi langsung dengan kualitas hidup dan wajah peradaban sebuah kota.
CAMAT BATU AJI ADDI ARNUS, SE: “SUBUH ADALAH MOMEN PERLAWANAN”
Camat Batu Aji, Addi Arnus, mengatakan bahwa operasi dini hari bukan tanpa alasan.
“Subuh adalah momen perlawanan. Ketika kebanyakan tempat masih sepi, kami memilih bergerak. Task Force ini dibentuk untuk mengakhiri budaya buang sampah sembarangan. Tidak ada kompromi,” tegasnya.
Addi menegaskan bahwa gerakan ini bukan bersifat seremonial, tetapi berkelanjutan dan akan dievaluasi setiap pekan.
SEKCAM ANWARUDDIN: “INI GERAKAN TOTAL, BUKAN TEMPORER”
Sekcam Batu Aji, Anwaruddin, memperkuat pernyataan camat dengan menegaskan bahwa seluruh jajaran kecamatan berada dalam mode siaga kebersihan.
“Ini gerakan total. Semua lini turun. Tak ada jabatan yang terlalu tinggi untuk memungut sampah. Kita bergerak sebagai satu tubuh,” katanya.
Ia juga menyebut bahwa pelayanan publik yang baik berawal dari lingkungan yang bersih dan tertata.
LURAH KIBING WIWIED INDARTO: “KIBING MENUJU TANPA SAMPAH LIAR”
Di Kelurahan Kibing, Lurah Wiwied Indarto memimpin langsung pembersihan di beberapa titik rawan.
“Kibing punya sejarah panjang dengan sampah liar. Tapi hari ini kita balikkan situasi. Ini bukan janji, tetapi kerja nyata,” ungkapnya.
Wiwied memastikan pengawasan wilayah akan diperketat dan jalur koordinasi dengan RT/RW dipercepat.
SAMBUTAN WARGA: “SUDAH LAMA KAMI MENUNGGU GERAKAN SEPERTI INI”
Warga yang ikut mendampingi operasi menyampaikan rasa lega dan apresiasi.
“Kami sudah lama menunggu gerakan yang tegas seperti ini. Subuh-subuh camat turun, lurah turun, kami pun semangat ikut. Lingkungan bersih itu kebutuhan, bukan pilihan,” ujar seorang tokoh warga di Buliang.
Warga berharap operasi seperti ini menjadi agenda berkala, bukan sekadar momentum sekali lewat.
VISUALISASI PENUTUP — BATU AJI DI AMBANG KEBANGKITAN
Langit Batu Aji yang masih gelap menjadi saksi ketika puluhan petugas dan warga menyusuri sudut-sudut kelurahan. Lampu-lampu jalan yang redup memantulkan bayangan para petugas yang bergerak cepat, seakan menghapus gelap dengan sapuan-sapuan kebersihan.
Satu per satu tumpukan sampah hilang. Parit-parit yang semula tersumbat kembali mengalir.
Subuh itu bukan hanya tentang kebersihan—tetapi tentang sebuah pernyataan:
Batu Aji tidak tertidur. Batu Aji bangkit. Batu Aji melawan.
Jejak Peristiwa kembali mencatat:
Ketika pemerintah turun dengan keseriusan, warga menyambut dengan harapan. Dan dari sinilah perubahan kota dimulai.
Pewarta. Sajaruddin











