Waduh, Supir Pengangkut Tanah Merah di MAJA Acungkan Golok Kepada Ustadz Yang Sedang Berduka

Lebak- Jejakperistiwa.online-Ustad Aceng, warga Kecamatan Maja melaporkan oknum sopir mobil pengangkut tanah bertulisan ‘DUTA‘ Diduga melakukan pengancaman dan mencoba melukai dengan sebilah golok. Kejadian tersebut tepatnya di Pasar Mede, Jalan Raya Maja-Koleang, Desa Sangiang, Kecamatan Maja, Kabupaten Lebak-Banten. pada hari minggu pukul 08:30 WIB. (02-04-2023)

“Awalnya sekitar jam 10 malam (22:00.Wib) mobil yang di kendarai sodara atas nama Asep itu sudah terparkir di depan gerbang rumah saya, sehingga keluarga sayapun sampe susah keluar masuk rumah,” kata Ustad Aceng.

Bacaan Lainnya

Lebih lanjut Ustad Aceng menjelaskan, padahal keluarga kami sedang berduka, saya baru kehilangan anak saya (meninggal dunia). Dari semalampun saya udah mau membangunkan supir itu tapi saya ga enak karna dia sedang tidur didalam mobilnya, setelah hari udah mulai siang saya memberanikan diri membangunkan supir itu. Setelah dia bangun bukanya memindahkan mobilnya, eh jawabannya malah tidak mengenakan.

“Dia memaki – maki saya sambil mengeluarkan sebilah golok, sambil mengejar dan mencoba membacokan kebadan saya. Alhamdulilahnya allah masih memberikan pertolongan, dan yang lebih parahnya lagi dia mengancam akan menghabisi keluarga saya”. Pungkasnya.

Ustadz aceng berharap agar mobil pengangkut tanah merah tidak terparkir disembarang tempat, apalgi di depan gerbang rumah orang karena ini sangat mengganggu aktivitas pemilik rumah.

Foto:Supir Damtruck Pengangkut Tanah Merah.

Menurut AS (Terlapor) dirinya sempat kaget saat dibangunkan temannya dan melihat pak ustad menegur dengan memukul pintu mobil dengan bambu,

“Pada saat itu saya lagi tidur di mobil terus dibangunkan teman saya dan lihat pak Ustad marah-marah, saya lihat pak ustad ngambil bambu dan memukul pintu mobil, kata pak ustad ‘Turun’ lantas saya kaget dan turun sambil membawa golok, golok juga tidak di apa-apakan cuma dibuka dari sarungnya doang,”Terangnya.(red/tim)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

3 Komentar

  1. Menurut saya sebagai pengguna jalan tidak lah di benarkan arkir d badan jalan. Dan mengenai kejadian pak ustadz dan sang supir itu hanyalah kesalah pahaman yg d awali dengan emosi. Tidak akan ada asap jika TDK ada api. Coba aparat nya tegas. Tidak aka seperti itu.

  2. Harapan saya pihak berwenang menindak tegas itu si pelaku penyerangan ustadz..karena itu sudah jelas melanggar hukum dgn membawa Sajam hingga di cabut dari sarung di acung kan di arah kan ke seseorang dgn maksud melukai atau membunuh orang lain itu sudah banyak pelanggaran nya..