Warisan Budaya Raja Selaparang Ramai Dikunjungi Warga Dari Berbagai Desa Di Lombok Timur

Jejakperistiwa.Online, NTB – Nama mungguq tercetus pertama kali sejak raja Selaparang dan pasukan dalam pengejaran oleh kerajaan Bali atau di sebut kerajaan (gelgel) pada awal abad ke 15

Di samping itu kepercayaan masyarakat terutama masyarakat desa kerumut, anggraksa dan sekitarnya, kepercayaan terhadap mungguk sudah mendarah daging dari sejak pertama kali sang raja Selaparang menginjakkan kaki di tanah mungguk ini untuk beristirahat dari kejaran, kerajaan Bali atau kerajaan (gelgel) kala itu,

di sisi lain kepercayaan masyarakat terhadap warisan budaya , yang bernilai positif setidaknya membawa perubahan pada nilai ekonomis masyarakat terutama para pedagang, dan barang tentu hal itu tidak menghilang kan esensi nilai kebudayaan itu sendiri.

selain itu dengan ikon pohon purba yang berumur ratusan tahun yang menjulang ke langit, mungguk juga terkenal dengan mata airnya yang jernih, yang dimana keyakinan masyarakat akan mata air tersebut membawa manfaat untuk kesehatan pada diri sendiri,

khitanan salah satunya atau sering disebut sunatan kepada anak laki-laki yang berumur 2 tahun atau lebih, juga berkaitan dengan kepercayaan masyarakat terhadap mungguk,tidak sah rasanya ketika masyarakat yang percaya pada warisan budaya mungguk ini untuk tidak mengambil air dari sumber mata air yang berada di mungguk untuk syarat begawe seperti khitanan,molang Maliq dan lain lain,

Amaq Lia selaku penunggu mungguk mengatakan Alhamdulillah warisan budaya leluhur kita semacam ini sangat bermanfaat bagi masyarakat, terutama masyarakat yang ada di sekitar wilayah mungguuk ini yang dimana dalam tradisi budaya kita wajib selepas kita begawe kita silaturahmi kesini ujar Amaq lia pada Senin 24 April 2023.

dan lebihnya masyarakat desa Kalijaga kecamatan aikmel pun berkunjung ke sini untuk ziarah dan mengambil air dari sumber mata air yang ada di mungguk ini,

mengutip definisi budaya Selo soemardjan tokoh budaya terkemuka Indonesia, budaya di artikan sebagai karya, cipta dan rasa masyarakat sehingga segala bentuk karya dari sebuah kelompok masyarakat merupakan bentuk dari budaya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *