Metro — Dalam sambutan yang penuh energi dan ketulusan, Wali Kota H. Bambang Iman Santoso membuka apel pagi di lingkungan Pemerintah Kota Metro hari ini dengan satu pesan yang menggema: bekerjalah dengan ikhlas dan penuh syukur.
Bukan sekadar retorika, ajakan itu ia tekankan sebagai “senjata spiritual” bagi seluruh aparatur agar tugas publik dilakukan bukan karena diawasi manusia, tetapi karena sadar setiap amal akan dipertanggungjawabkan kelak.
“Bukan karena hari ini indah kita bahagia. Karena hari ini bahagia, maka hari ini menjadi indah”, ucap wali kota Metro. Senin, 06/10/2025.
“Bekerjalah dengan baik dan benar, serta sampaikan segala sesuatu sesuai fakta, karena kelak semua itu akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT”, tegasnya Bambang Iman Santoso.
Kenapa Panggilan Spiritual Ini Penting?
1. Menghidupkan Motivasi Internal
Alih-alih hanya bergantung pada sistem reward & punishment, Wali Kota Bambang mencoba menyentuh sumber motivasi terdalam: niat dan rasa syukur. Ketika pegawai percaya bahwa setiap perbuatan kecil punya makna, tentu kinerja jadi lebih bermakna.
2. Merawat Integritas dan Akuntabilitas
Pesannya juga menekankan agar semua laporan, aktivitas, dan prestasi tidak dihiasi kebohongan atau manipulasi. Semua harus berdasarkan fakta — karena pada akhirnya setiap tindakan akan “ditanya” kelak.
3. Menjadikan Lingkungan Kerja Sebagai Ladang Amal
Menurut Bambang, rezeki bukan hanya materi. Sehat, suasana kerja yang kondusif, kebersihan, hingga rasa kebersamaan adalah rezeki juga—semua itu harus disyukuri.
Tantangan di Balik Arahan
Meski pesan ini mengena di hati, tantangannya nyata:
Apakah ajakan spiritual bisa bertahan di tengah beban birokrasi dan target kerja?
Bagaimana pengukuran kinerja agar tak melulu “kuantitas”, tapi juga “kualitas hati”?
Sejauh mana pimpinan dan jajaran mengeksekusi ajakan itu dalam praktik sehari-hari?
Kalau berhasil, ia bisa menjadi gerakan perubahan budaya kerja — bukan sekadar di Metro, tapi bisa menjadi teladan bagi daerah lain di Lampung.
Catatan Akhir
Saat Wali Kota Bambang berdiri di barisan apel pagi dan menatap jajarannya, ia tak cuma memanggil pegawai, tetapi juga memanggil jiwa pejuang dalam tiap insan birokrasi. Kalimat-kalimatnya bukanlah slogan kosong — mereka adalah undangan agar setiap langkah ditempuh dengan kesadaran dan penuh rasa syukur.
Semoga ajakan ini tak hanya menjadi gema hari ini, tapi tetap bergema dalam tindakan sehari-hari para abdi negara.