Jejakperistiwa.online
LEBAK – Kepala Bidang Destinasi Wisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lebak Usep Suparno menegaskan, adanya peristiwa dua warga meninggal dunia dan dua orang warga yang selamat dari tanah longsor di
Desa Citorek Tengah, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Banten, saat hendak mengambil pasir itu bukan bekerja untuk proyek Parawisata dan bukan juga pasirnya tersebut di jual ke Proyek Parawisata. Karena, kata ia, lokasi proyek Parawisata dengan lokasi korban sangat jauh.
” Setelah ramai info ke saya bahwa ada korban katanya akan masok pasir ke proyek Parawisata, saya langsung kroscek kelapangan. Saya tanya ke Pekerja pekerja yang ada di lapangan,
apakah betul pekerjaan parawisata menelan korban dan apakah betul ada pekerja ibu ibu di lokasi. Ternyata tidak ada Ibu ibu yang kerja, kejadian yang meninggal juga tidak ada,” tegas Usep Suparno pada awak media, Minggu (9/10/2022).
Kata Usep, ia tidak berhenti disitu dan terus menggali informasi kelapangan dimana insiden tersebut terjadi, ketika ditelusuri, kata ia, ternyata insiden yang dua warga hingga meninggal dunia tersebut terjadi di Kampung Cibebek, di Desa Citorek Tengah.
” Setelah saya kroscek, jadi ke empat korban tersebut sebelum terjadi lobgsor, koban pada siang hari sekitar jam 11. 30 siang mereka istirahat, tapi istirahatnya di dekat mereka menambang pasir, posisinya kan jurang. Ya mungkin bawahnya di ambil dan atasnya kan jurang, tidak terpehitungkan mungkin kemudian jatuhlah dan tertimbun,” kata Usep menerangkan kronologi kejadian.
” Yang tertimbun total dua orang, yang tertimbun sebagian dua orang.
Jadi dua orang tidak terselamatkan dan dua orang lagi allhmadulillah terselamatkan,” kata Usep.
Lanjut Usep, dalam peristiwa kejadian adanya korban hingga meninggal dunia itu tentu sangat jauh lokasinya dengan proyek Parawisata.
” Jadi kejadiannya itu bukan Citorek Timur, tapi di Kampung Cibebek, Desa Citorek Tengah cuman kan bloknya di Blok Gunung Kendeng. Blok Gunung Kendeng kan luas, jadi posisinya ada di perbatasan di tiga desa. Desa Citorek Timur, Desa Citorek Tengah, Desa Citorek Barat” ujar Usep.
Sementara itu, Sukma Warga Desa Citorek Tengah membenarkan ada kejadian peristiwa korban meninggal dunia. Namun, kata ia, peristiwa tersebut bukan area Proyek Parawisata dan sangat jauh lokasi korban tertimbun longsor dengan proyek Parawisata.
” Memang benar ada kejadian. Namun kegiatannya itu atau TKP nya itu bukan di area kegaiatan Pariwisata,” kata Sukma.
Sukma mengatakan bahwa memang ada kegiatan JUT di Desa Citorek Tengah. Korban yang ngambil pasir tersebut rencananya untuk di jual kepada tema- teman yang lagi ngerjain kegiatan pembangunan Jalan Usata Tani (JUT).
” Kegiatan JUT itu kan sistemnya sewakelola oleh masyarakat, nah, akhirnya masayarakatlah yang banyak terlibat disitu. Ada yang Kuli ngecor ada yang ngejual pasir. Mereka nerima pasir juga. Termasuk ibu ibu yang mengambil pasir itu untuk disuplay ke proyek JUT,” katanya.
” Memang disini ada kegiatan pembangunan Les area yang dikerjakan oleh Dispar, cuman kalau yang ada di Desa Citorek Tengah itu, itu pasirnya bukan pasir yang dari sana. Artinya lokasi proyek Pariwisata dengan Lokasi Proyek JUT itu sangat berbeda jauh,” katanya.
” Yang satu lokasinya berada di ujung barat yang satu di ujung timur. Proyek JUT lokasinya ada di Area Gunung Kendeng di Blok Lebak Menteng, sementara, untuk kegiatan yang Parawisata itu kan yang ke arah Gunung Luhur. Jadi jauh banget lokasinya,” katanya.
Pihaknya juga memastikan bahwa korban yang tertimbun longsor tersebut akan menyuplai ke Proyek JUT bukan ke Proyek Dispar. Karena area atau lokasi Proyek Dinas Parawisata sangat jauh dengan lokasi korban.
” Jauh kang, jauh banget,” ungkapnya. (*/Red)