Jejakperistiwa.online – Diera digital, informasi menyebar dengan sangat cepat, dan ini termasuk gosip. Kecepatan internet dan media sosial memungkinkan gosip menyebar luas dan cepat, seringkali tanpa verifikasi. Hal ini bisa berdampak negatif pada individu dan masyarakat.
Literasi digital yang baik diperlukan untuk memilah dan memverifikasi informasi yang diterima, serta menghindari penyebaran gosip yang tidak benar.
Penting untuk waspada terhadap gosip di era digital dan mengambil langkah-langkah untuk memastikan kebenaran informasi yang diterima.
Untuk dipahami biasanya Gosip tidak pernah lahir dari ruang hampa. Ia muncul dari akar kebencian, dorongan untuk menjatuhkan dan mempermalukan, atau merasa lebih baik dari orang lain. Sering kali, ia tumbuh subur di tanah kebodohan, ketika fakta diabaikan dan prasangka menjadi bahan bakar utama.
Dalam lingkungan yang dangkal secara intelektual, gosip menjadi hiburan, pengalihan, bahkan alat kekuasaan.
Namun, gosip hanya bisa bertahan jika diberi tempat tinggal di kepala yang tidak mau berpikir. Di sana ia hidup nyaman, mengakar dalam asumsi, dan beranak-pinak dalam kalimat-kalimat penuh keyakinan tanpa dasar.
Orang yang tidak kritis, tidak peduli kebenaran, akan membiarkannya menyebar lebih jauh, tanpa menyadari bahwa mereka telah menjadi bagian dari kebohongan kolektif.
Tapi gosip punya batas umur. Ia mati begitu menyentuh telinga orang bijak. Bukan karena sang bijak tidak mendengar, tetapi karena ia memilih untuk tidak menyebarkan.
Menyaring informasi, memilah niat di balik ucapan, dan memahami bahwa tidak semua yang terdengar pantas untuk diteruskan. Dalam sikap itu, gosip kehilangan tenaga karena yang berpikir tidak akan mudah diperalat.
Rubrik opini : Oleh Muhammad Adhar
Redd//