SAMPANG,jejakperustiwa.online- Salah satu putra seorang petani merupakan Mahasiswa Poltera Sampang yang berada di Desa Gulbung, Kecamatan Pangarengan,Kabupaten Sampang membuat inovasi baru untuk membajak sawah.Mesin pada traktor yang digunakan sangat memudahkan petani,karena dijalankan hanya dengan menggunakan remote kontrol.
Hasil pantauan media jejakperistiwa.online Safi sapaan akrabnya Safiuddin merupakan mahasiswa Poltera Sampang sampai saat ini.Ia menunjukkan cara kerja dari alat serta traktornya,pada Jumat,/14/04/3023
Mesin kontrol tersebut kami mencoba dengan bahan saadanya dalam arti bahan bekas,seperti dinamo bekas mobil,mengingat bahwa di toko onderdil pun masih jarang ditemukan,selebihnya saya pesan online.
Moh Safiuddin merakit mesin kontrol tersebut selama satu bulan,dan telah melakukan beberapa kali perbaikan. Namun,alat ini masih perlu disempurnakan.Biaya pembelian dan perangkaian mesin kontrol telah merogoh kocek hingga 2.5 juta sampai 5 Juta Rupiah.
“Saya berharap mendapat dukungan dari pemerintah untuk bisa menyediakan mesin kontrol untuk memudahkan petani dalam membajak sawah,” ujarnya.
Dalam hal inovasi TTG tersebut mendapat respon positif dari Pemerintah DPMD Provinsi Jawa Timur dengan turun ke lokasi secara langsung, diwakili, Ibu Neny (Kabid PKD DPMD Prov Jatim), Ibu Susan (Kasi PKD DPMD Prov Jatim) juga Prof. Teguh (Dosen Magister Agribisnis UPN Veteran Jatim) dengan didampingi kadis DPMD Kab.Sampang Camat Pangarengan, M.Lutfi Kordinator BPP Prayitno,serta Pj Kades Gulbung.
Awalnya kami ini ingin mengembangkan teknologi yang ada di desa. Nah salah satu adalah di Kabupaten sampang, tepatnya di Dusun Srapong,Desa Gulbung, ini memberikan satu inovasi TTG yang bisa dipamerkan atau bisa dilihat kondisi manfaatnya,
“Maka dari itu kami hadir kesini untuk melihat sejauh apa manfaat dari pada yang sudah diciptakan oleh anak desa yang nantinya pastinya berkembangnya juga untuk kebutuhan desa,” ujarnya Ibu Neny di sela-sela saat menyaksikan pengoprasian traktor tersebut secara langsung.
Rombongan dari Dinas PMD Provinsi nantinya berkeinginan teknologi desa ini menjadi teknologi nasional.
“Nah dalam hal ini niatnya kita bawa dari Sampang menuju ke Nasional,” tambahnya.
Pastinya dengan adanya alih teknologi memang teknologi itu tidak harus dengan yang aneh dan unik,tetapi minimal dapat peningkatan daripada alat tersebut dari sebelumnya yang dulunya dilakukan secara manual traktornya sekarang sudah ada remote.
“Berarti ada nilai tambah yang bisa dimanfaatkan daripada teknologi ini. Harapan kedepannya kami ingin desa ini
berkembang dengan teknologi yang ada yang ada di desa dan bisa dipergunakan untuk memajukan peningkatan ekonomi desa,itu saja,” harapnya.
Bentuk apresiasi tersendiri dari dinas provinsi memang berjenjang, pihaknya mengajak pada sang Inovator untuk tetap semangat meningkatkan inovasinya untuk nantinya diikutkan pada perlombaan inovasi tehnologi mewakili kabupaten dan provinsi, yang nantinya perlombaan di provinsi pada setiap Kabupaten di Jawa Timur.
“Dari provinsi kita pilih lagi yang nantinya dimajukan ke tingkat Nasional. Prestasi itulah yang ingin provinsi fasilitas untuk memajukan teknologi yang ada di daerah.Pastinya dari provinsi memberikan penghargaan,bagi yang sudah seleksi teknologi yang nanti dapat bermnfaat bagi inovator sendiri agar lebih mengembangkan kreasinya,” ujar Eny
Inovosi tersebut merupakan inovasi TTG, itu merupakan teknologi unggulan yang bisa andil dan bisa dikirim untuk nantinya menjadi inovasi unggulan tingkat Nasional.
Ini akan kita jadikan unggulan sementara untuk nantinya kita kirim menjadi unggulannya nasional.Syukur-syukur nanti juara,berarti kan membawa nama harum Jawa Timur gitu,” cetusnya.
Disinggung masalah keterbatasan biaya untuk kebutuhan alat dan perlengkapan untuk berinovasi secara modern pihak menyampaikan bentuk dukungannya melalu dana yang ada di desa.
Memang kan teknologi itu pasti butuh biaya baik secara sosialisasinya maupun pembuatannya,benyuk support dari DPMD sendiri selaku pembina dan fasilitasi bisa menggunakan dana desa (DD) support dana desa ini lah yang memang hadir untuk memfasilitasi teknologi-teknologi yang ada di desa sehingga nanti berkembang menjadi teknologi yang bisa dimanfaatkan untuk desa Sendiri.
Lebih lanjut, “Karna anak desa ini sekolah di Poltera nanti kita koordinasikan dengan yang bersangkutan dan juga terhadap pihak-terkait lainnya,” pungkasnya.
(biro)