Sampang,/jejakperistiwa.online- Moh.Agus Efendi Ketua HmI Bidang Perguruan Tinggi Kemahasiswaan dan Kepemudaan Kepolisian Negara Republik Indonesia di usia yang sudah tidak muda lagi yakni 77 tahun telah banyak mengalami pasang surut dinamika terhadap institusi baik itu internal yang berkaitan dengan struktural maupun kultural,bahkan yang datang dari eksternal yaitu stigma masyarakat terhadap kepolisian baik itu positif maupun negatif.
- POLRI PRESISI yang merupakan akronim dari dari Predikat,Responsibilitas, Transparansi Berkeadilan,diusung oleh Jenderal Pol.Listyo Sigit Prabowo selaku Kepala Kepolisian Republik Indonesia diharapkan dapat mengembalikan citra POLRI.
Efendi,meminta Kepolisian Republik Indonesia terus meningkatkan kemampuannya menjamin rasa aman dan menghadirkan kepastian hukum bagi masyarakat,melalu pemberantasan praktik-praktik yang melukai rasa keadilan masyarakat,khususnya mafia hukum.
“Moh.Agus Efendi Ketua HmI Bidang PTKP meminta praktik mafia hukum di kepolisian atau yang lebih dikenal sebagai makelar kasus segera diberantas. Pemberantasan segala bentuk kejahatan perlu dilakukan secara tegas dan profesional untuk menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan masyarakat,” kata M.A Efendi
peringatan hari Bhayangkara ke-77 ini bukan hanya kegiatan simbolis saja melainkan harus ada tindakan yang nyata untuk Polri meningkatkan kemampuannya sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang digunakan untuk kejahatan.
“Polri harus mampu menggunakan taktik dan teknik dengan didukung teknologi yang tepat,” tegas Efendi.
Mengingat beberapa waktu belakang ini institusi POLRI diterpa badai internal yang cukup menguras waktu dan energi,yakni Irjen Ferdy Sambo cs yang terlibat dalam kasus (polisi tembak polisi),Irjen Teddy Minahasa yang terlibat dalam kasus (peredaran narkoba) dan masih banyak lainnya yang berdampak pada menurunnya kepercayaan dan meningkatnya stigma negatif masyarakat terhadap institusi POLRI yang begitu tajam.
Menurut data yang di rilis oleh Survei Litbang Kompas memperlihatkan citra negatif Polri menyentuh angka 43,1 persen pada Juni-Oktober 2022.Padahal,sebelumnya Litbang Kompas menunjukkan tren citra Polri yang konsisten baik dari Agustus 2020 hingga Januari 2022 di atas 70%.
HmI Cabang Persiapan Sampang juga meminta Polri bersinergi dan bekerjasama dengan aparat penegak hukum dan pemangku kepentingan lain,termasuk dukungan masyarakat.
Agus Efendi,”di masa mendatang,Polri menghadapi tantangan semakin berat dan kompleks di mana persoalan sosial akan semakin dinamis sebagai dampak globalisasi dan tindak kejahatan akan semakin beragam dengan memanfaatkan teknologi informasi pada dimensi yang semakin luas” Ucapnya.
Disisi yang lain,penerapan dan pendekatan keadilan restoratif di institusi POLRI banyak melahirkan solusi dan keadilan bagi masyarakat.Penerapan keadilan yang mengutamakan asas kekeluargaan yang berdampak positif terhadap POLRI sebagai institusi penegak hukum.Harapannya POLRI ke depan menjadi lembaga dengan pelayanan publik yang terintegrasi,penegakan hukum yang prediktif,bertanggung jawab dan menjamin rasa keadilan dan kekeluargaan di dalam masyarakat.
Pergolakan kasus internal institusi yang menguras waktu dan energi diimbangi dengan kerja-kerja konkret dalam upaya perbaikan dan pembenahan kultural institusi POLRI telah mendatangkan hasil yang baik untuk POLRI yakni hasil survei Litbang Kompas pada Mei 2023 menyebut citra Polri mulai pulih baik sebesar 61,6%,setelah anjlok pada dua periode survei sebelumnya.
“Situasi keamanan dalam negeri akan semakin diwarnai dengan kejahatan konvensional,kejahatan transnasional,kejahatan terhadap kekayaan negara dan kejahatan yang berimplikasi kontijensi”,papar Efendi”
Setelah badai berlalu,POLRI kini harus bisa mengelola dinamika Keamanan dan ketertiban masyarakat menjelang Pemilu serentak 2024.Dalam menghadapi corak dan karakteristik masyarakat yang beragam dengan perbedaan pendapat dan pilihan pendekatan persuasif yang humanis harus dilakukan sebagai upaya dalam menciptakan kondisi dan suasana yang sejuk dan damai.
Pada HUT ke-77 Bhayangkara yang jatuh pada 1 Juli tahun 2023 dengan mengusung tema“Polri Presisi untuk Negeri”(Pemilu Damai untuk Indonesia Emas) diharapkan dapat menjadi momentum transformasi kultural institusi POLRI yang lebih humanis dan responsif serta menyatu dengan Rakyat. Jenderal Pol.Listyo Sigit Prabowo dengan karakteristiknya yang humanis,tenang,dan responsif dipercaya dapat mengelola dan menciptakan Keamanan dan ketertiban masyarakat sejuk dan damai menjelang Pemilu Serentak 2024.
Mengutip pesan Jenderal Pol.Listyo Sigit Prabowo dalam buku SETAPAK PERUBAHAN Catatan Pencapaian Satu Tahun Polri Yang Presisi“Kritik itu bukti kepedulian masyarakat terhadap kita,dan harus di respons dengan menjadi lebih baik”,Kutipnya.
Efendi mencatat,”sepanjang sejarah pengabdiannya kepada masyarakat, bangsa dan negara,Polri telah banyak berperan memberikan sumbangsih yang sangat besar dalam upaya pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat,penegakan hukum serta perlindungan,pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat”,Tutupnya
(Biro)