Oleh : Muhammad Adhar
Jejakperistiwa.online — Terlalu banyak bicara atau mengomentari tentang jalan hidup orang lain dan atau hasil karya dari orang lain, cobalah berjalan di sepatunya meski hanya satu putaran kecil. Sebab lidah manusia sering lebih panjang dari jarak yang pernah ia tempuh dalam memahami sesamanya.
Kadang kita terlalu semangat menjadi komentator, padahal hidup ini bukan panggung bola, dan orang lain bukan pemain yang hidupnya kau beli tiketnya.
Untuk itu diamlah sejenak, rasakan beban yang tak kau lihat, dan barangkali kau akan menemukan bahwa tidak semua yang tampak mudah itu ringan.
“Jangan berharap langit menurunkan hujan emas sebelum tanganmu rela kotor menanam benih, lantaran harapan tanpa karya hanyalah bunga tidur yang basi”.
Cepat-cepat menjawab hanya karena lidahmu gatal dan ingin terdengar pintar. Ilmu itu bukan apa yang kau hafal, tapi apa yang mampu kau hayati dan di aplikasikan dengan rendah hati.
“Menjawab sebelum mendengar, menilai sebelum melihat, dan membantah sebelum bertanya. Padahal hidup ini bukan kompetisi siapa paling cepat bicara, tapi siapa yang paling pelan dalam mencerna dan paling tulus dalam merespons”.(***)
Pewarta : Herlambang