Banyuwangi, – Dengan segala keterbatasan yang dimiliki, Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) “Rumah Tumbuh” di Rogojampi, Kabupaten Banyuwangi mampu memberikan harapan bagi anak-anak yatim dan dhuafa di wilayah Rogojampi dan sekitarnya. Asrama ini berhasil mencetak anak-anak yang berprestasi, meskipun dengan fasilitas dan keadaan yang terbatas.
Dibawah kepemimpinan Rahmat Er Lambang, seorang guru SMK Swasta di Rogojampi yang mengabdikan diri dalam pengelolaan asrama Rumah Tumbuh, terdapat sembilan anak yatim/dhuafa yang diasuh. Namun, ruang kamar yang terbatas membuat harus membatasi jumlah anak yang dapat tinggal di sana agar tetap layak huni. Selama belasan tahun ada, beberapa kali pindah tempat, karena statusnya menyewa rumah.
Meski dihadapkan dengan keterbatasan dan kesederhanaan, asrama Rumah Tumbuh Rogojampi mampu melahirkan anak-anak berprestasi. Beberapa di antara prestasi yang berhasil mereka raih adalah juara 1 lomba Dai cerdas dalam milad Muhammadiyah ke-111 tahun 2023 oleh Sakura Nohanna, sebagai perwakilan TPA dari Kecamatan Rogojampi dalam Safari Ramadhan se-Kabupaten Banyuwangi bersama Alfina Rizki, juara Harapan 1 Dai Cilik SD se-Kecamatan Rogojampi, juara Harapan 1 lomba pidato bahasa Indonesia di PORFESI Banyuwangi, dan juara Harapan 1 lomba bercerita tingkat Kabupaten Banyuwang. Beberapa anak yang telah remaja yang pernah tinggal di sana juga berhasil meraih beasiswa prestasi untuk melanjutkan pendidikan hingga ke jenjang kuliah.
Dalam sebuah wawancara dengan media ini pada Senin (20/11/2023), Rahmat Er Lambang menyampaikan bahwa penggunaan sebutan “asrama” daripada “panti asuhan” memberikan rasa percaya diri yang lebih besar pada anak-anak. Anak-anak merasa bahwa asrama adalah tempat yang baik dan nyaman untuk tumbuh kembang baik secara fisik maupun psikis.
“Kami memberikan pemahaman kepada anak-anak bahwa nilai kehidupan sejati tidak hanya tergantung pada kekayaan, tetapi juga pada kebaikan dan kebajikan. Mereka diajarkan untuk mendoakan semua yang telah berbuat baik pada mereka,” ungkap Lambang.
Selain pendidikan formal di sekolah umum, anak-anak juga mendapatkan pendidikan agama harian di asrama. Mereka diajarkan berbagai disiplin ilmu seperti membaca dan menghafal Al-Quran dengan benar, mempelajari Sirah Nabawi, pelajaran bahasa Inggris, dan bahasa Arab untuk keperluan percakapan sehari-hari. Mereka juga didorong untuk menjadi mandiri dengan mengatur peraturan di asrama.
“Selain itu, kami memberikan waktu bagi anak-anak untuk bermain dengan lingkungan sekitar asrama pada setiap hari Sabtu. Terkadang kami juga mengajak mereka berwisata ke pantai dan tempat wisata alam lainnya, agar terpenuhi hak-hak sebagai anak,” jelas Lambang.
Rumah Tumbuh juga melibatkan keluarga dekat anak-anak dalam proses pengasuhan. Orang tua atau wali diundang untuk mendapatkan materi tentang cara merawat anak yatim dan dhuafa dari narasumber yang berkompeten. Hal ini bertujuan agar mereka dapat memahami cara memperlakukan anak-anak dengan baik.
“Anak-anak juga diajarkan untuk mandiri dengan belajar usaha kecil seperti membuat jajanan, susu kedelai, dan berbagai kuliner lainnya yang kemudian dijual. Mereka juga diajarkan untuk mengatur keuangan pribadi mereka,” tambah Lambang.
Tentang apa yang diharapkan pada anak-anak asuhnya, Lambang menjawab singkat “Saya pingin anak-anak menjaga sholatnya dan Islamnya dengan benar,” harapnya. (MJ34)