Maryoto Ariesta Dan Narsam Keduanya Perlu Perhatian Pemerintah

banner 468x60

Kecamatan Trimurjo  —  Bagaimana jika ini terjadi pada diri kita, hidup tak mempunyai tempat tinggal dan sudah tak produktif lagi karena faktor usia.

Orang tersebut berada di RT 20 Kelurahan Trimurjo Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lamteng, Maryoto Ariesta (70) yang tinggal bersama anak perempuan nya sebut saja Dea (19) yang sejak berumur 4 tahun ditinggal ibunya akibat sakit dan meninggal dunia sewaktu hidup di Jakarta, singkat cerita berpuluh kali pindah tempat dari satu kontrakan ke kontrakan yang lain, dan kini telah menempati rumah kosong dengan sistem kontrak / sewa pertahun Rp 900 ribu. Dirinya ngontrak dirumah tersebut sejak 4 tahun lalu, bebernya. Sabtu, 06/05/2023 sekitar pukul 16.30 WIB.

Dalam usia yang terbilang lansia dan hidup bersama anaknya yang baru saja menyelesaikan pendidikan SLTA, tentunya belum dapat membantu orang tuanya yang kini mengalami sakit, kepada awak media dirinya mengatakan sejak Februari tahun 2022 yang lalu dia mengidap berbagai penyakit:
Jantung bengkak, lambung dan diabetes, tuturnya.

Dia keluhkan sejak Covid 19 terjadi hingga kini tak pernah menerima bantuan sedikitpun dari pemerintah, dan baru kemarin saja saat mau lebaran mendapatkan zakat fitrah dari masjid Nurul Huda, ujarnya.

Dia berharap mengingat keadaan semakin berat beban hidup semakin tinggi, kepada Pemerintah bisa membantu BPJS yang ia miliki dari Mandiri menjadi KIS yang dibiayai negara, pasalnya takut tak terbayarkan BPJS mandiri yang ia miliki, dia tak mampu lagi bekerja dan tak tahu juga sampai kapan penyakit nya akan sembuh, katanya.

 

Ditempat lain pada RT yang sama Bpk Narsam (60) punya kisah nyata dan terbilang hebat dan tabah dalam menerima ujian sakit yang ia derita, pasalnya “sudah 5 tahun sakit hingga kini belum pernah berobat ke rumah sakit dan hanya mengandalkan pengobatan alternatif yakni pijit tradisional, kakinya lemah dan sulit untuk menanggung beban tubuh hingga berjalan hanya merambat pada dinding rumahnya”.

Kepada media “Muilah” sebagai istri menjelaskan bahwa ” sudah banyak yang menasehati untuk membuat BPJS agar dapat segera bisa ditangani secara medis dan ketahuan penyakit nya, namun dia keberatan untuk membayar rutin bulanannya, pasalnya sejak suaminya sakit dia yang menjadi tulang punggung mencari nafkah sehari-hari sebagai buruh serabutan yang mana dia harus membiayai anak bungsunya yang masih mengenyam pendidikan di salah satu SMK, ungkapnya.

“Muilah pun berharap agar Pemerintah dapat membantu dirinya mendapatkan Kartu Indonesia Sehat (KIS) agar dapat segera mendapatkan pertolongan dari pihak medis”, tutupnya.

(Red)

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *