Oku sumsel “jejakperistiwa.Online-Publik di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) sudah banyak yang tahu, bahwa calon bupati (cabup) OKU Yudi Purna Nugraha (YPN), adalah bukan siapa-siapa. Dia orang biasa-biasa saja.
Tapi tak bisa dipungkiri, jika kehadirannya di kancah perpolitikan lokal mampu mengguncang Bumi Sebimbing Sekundang.
Lebih-lebih saat ia dan pasangannya Yenny Elita Sofyan Sani (YESS) menjadi kontestan di Pilkada OKU 2024. Makin banyak pihak yang ingin menjegalnya.
Dan upaya-upaya tersebut kebanyakan gagal total. Sehingga pada akhirnya, kubu lawan bermain narasi-narasi yang terdengar lucu.
Salah satu narasi yang ‘dimainkan’ adalah dengan menyebut bahwa YPN adalah orang yang baru mau belajar. Dan bla.. bla.. bla…!.
Narasi macam ini, salah satunya, lantang diteriakkan oleh Fikri Haikal, pelawak top Palembang dan juga Jubir salah satu Cagub Sumsel saat deklarasi pasangan salah satu paslon Pilkada OKU beberapa waktu lalu.
“Kita jangan serahkan OKU ini kepada orang yang baru nak belajar. Kita harus ngenjuk kepada orang yang sudah berpengalaman. Setuju.. setuju.. Teddy Meilwansyah, Marjito Bachri..,” begitu teriak Haikal, yang videonya tersebar di media sosial.
Koordinator Posko Pemenangan YPN YESS, Orniando, merespon keras ‘narasi’ yang dinilai seolah mengkerdilkan tersebut.
Ando, panggilan akrabnya, sedikit memberi paham kepada Haikal mengenai apa yang diutarakan soal ‘junjungannya’.
“Kita sepakati, bahwa kandidat yang dijunjung Haikal saat deklarasi itu, memang berpengalaman,” kata Ando.
Tapi pengalamannya, menurut Ando, adalah tidak mampu membangun infrastruktur. Berpengalaman membuat warga OKU sulit mendapat akses pelayanan kesehatan.
Bahkan, berpengalaman membuat keresahan masyarakat di bidang pendidikan.
“Dan terakhir berpengalaman membawa OKU lebih terpuruk,” cetus Ando.
Dan faktanya, beber Ando, bahwa sosok YPN yang disebut tidak berpengalaman oleh Haikal, adalah figur yang sukses hattrick dalam proses elektoral.
Ya.. Tiga kali berturut-turut YPN dipilih rakyat dan duduk di kursi DPRD OKU. Mulai dari anggota termuda, lanjut jadi Wakil Ketua.
Puncaknya pada Pileg Februari 2024 lalu, YPN sukses menghantarkan partainya menjadi pemenang, menggeser posisi Partai Gerindra yang menjadi pemenang Pileg sebelumnya.
Jadi kata Ando, orang tidak berpengalaman (YPN) itulah, yang sembilan (9) unit ambulansnya sudah tersebar di kabupaten OKU.
Orang yang disebut tidak berpengalaman inilah, yang mampu memperjuangkan aspirasi masyarakat di bidang pendidikan.
“Seorang Haikal ini, tahu tidak jalan rusak di Lengkiti. Tahu tidak jalan berlubang bertebaran di daerah perkotaan ini. Dia tahu tidak, ada sekian wali murid ngadu ke DPRD soal PPDB beberapa waktu lalu yang mampu diselesaikan YPN sebagai Wakil Ketua. Itu clear!,” sebutnya.
Maka dari itu, Ando menegaskan bahwa membangun OKU ini tidak boleh main-main. Apalagi oleh orang yang pernah mencoba, namun gagal.
Pemimpin OKU kedepan, lanjut dia, mesti mendapat legitimasi dari rakyat (mendapat kepercayaan dan dipilih rakyat secara langsung).
“Bukan pemimpin yang mendapat warisan mertua. Bukan pula rekomendasi Paman. Ingat, sudah sekitar 3 tahun junjungan Haikal ini pimpin OKU. Mulai sebagai Pelaksana Harian (Plh) berlanjut ke Penjabat (Pj) Bupati, bahkan diperpanjang 2 bulan. Pertanyaannya, apa yang bisa dibanggakan di mata rakyat? Prestasinya apa? Yang ada OKU makin terpuruk. Artinya junjungan Haikal ini sudah mencoba, tapi gagal,” selorohnya.
Oleh karena itu, Ando mengajak rakyat OKU, untuk mempercayakan OKU menuju perubahan ke arah yang lebih baik di tangan YPN YESS.
Menutup pernyataannya, Ando lantas mengutip perkataan Tumpal Simaremare, mantan aktivis 98 asal Sumsel.
“Sudah cukup bagi YPN duduk di kursi legislatif. Saatnya YPN menjadi eksekutor kebijakan pemerintah daerah di kursi eksekutif,” demikian Ando. ( Sd )