Banyuwangi, – Kabupaten Banyuwangi propinsi Jawa Timur menjadi saksi perkembangan pesat dalam berbagai sektor pembangunan fisik bidang Infrastruktur. Namun, di balik kemajuan yang membanggakan tersebut, terdapat masalah serius terkait dengan kualitas bangunan yang memprihatinkan. Beberapa proyek pembangunan dilaporkan mengalami kerusakan dalam waktu singkat, bahkan ada yang sudah ambrol.
Sebagaiamana hasil investigasi dari Ormas Forum Rogojampi Bersatu (FRB), dilaporkan kondisi yang memprihatinkan terlihat terutama pada bangunan infrastruktur irigasi yang dikerjakan oleh Dinas Pekerjaan Umum Pengairan, Dinas Pertanian Pangan, dan proyek Non Irigasi dari Dinas PU.CKPP Banyuwangi. Meskipun proyek-proyek ini baru dikerjakan selama 1-2 tahun, banyak di antaranya sudah mengalami kerusakan parah.
Sebagai contoh, proyek pemeliharaan RTH Rogojampi dari DPU.CKPP di Kecamatan Rogojampi yang dikerjakan oleh CV. Citra Blambangan, proyek jaringan irigasi tersier dari Dinas Pertanian dan Pangan di Desa Watukebo Kecamatan Blimbingsari yang dikerjakan oleh CV. Karya Mas, serta proyek pembangunan plengsengan sungai dan pintu air yang diduga “janggal”, secara administratif maupun hasil pengerjaan, dari DPU.Pengairan Banyuwangi, di Desa Singolatren Kecamatan Singojuruh, adalah sejumlah proyek yang telah mengalami kerusakan serius.
Menyikapi hal ini, Ormas Forum Rogojampi Bersatu (FRB) Kabupaten Banyuwangi, meski telah menyiapkan pelaporan untuk ke 2 kalinya, namun masih terus melakukan investigasi. Hasilnya, ditemukan
lagi sebuah proyek irigasi diduga dari Dinas Pengairan yang baru berusia sekitar 2 tahun, tetapi pondasinya sudah tergerus parah dan terancam ambrol.
Proyek irigasi tersebut terletak di Desa Labanasem, Kecamatan Kabat, tepatnya Dusun Krajan Timur, sebelah utara pom bensin Labanasem. Bangunan yang diduga tidak memenuhi standar kualitas itu sangat memprihatinkan dan alami kerusakan serius.
“Kualitas bangunan yang rendah berdampak pada usia dan kekuatan bangunan. Dalam jangka waktu singkat, bangunan-bangunan penting seperti irigasi mengalami kerusakan parah. Padahal sangat penting menunjang kemajuan pada sektor pertanian. Ini menunjukkan adanya kegagalan pihak dinas dalam pemilihan kontraktor dan proses pengawasannya,” kata Agung Bramantyo, SH., selaku wakil ketua FRB, Jumat (20/10/2023).
Lebih lanjut, Agung mengungkapkan kekhawatirannya terhadap kemungkinan adanya kecurangan dan pengawasan yang lemah dari dinas terkait.
“Anggaran yang telah dihabiskan untuk proyek-proyek tersebut sangat besar, sehingga penting untuk melakukan evaluasi mendalam terhadap kontraktor nakal dan meningkatkan pengawasan,” harap Agung.
“Temuan ini sebagai materi tambahan laporan, untuk segera kami sampaikan kepada Aparat Penegak Hukum, agar dapat ditindaklanjuti. Sekali lagi kami meminta Pemerintah Kabupaten Banyuwangi segera mengambil tindakan untuk mengatasi masalah ini. Pembangunan fisik yang berkualitas merupakan investasi jangka panjang,” tegas Agung.
Agung juga berharap agar masyarakat Banyuwangi dapat memperoleh manfaat maksimal dari perkembangan pesat yang telah dicapai. “Namun dengan kondisi saat ini, perbaikan kualitas bangunan menjadi keharusan untuk memastikan pembangunan di masa depan memberikan manfaat yang lebih besar dan berkelanjutan bagi masyarakat Banyuwangi,” pungkasnya. (MJ34)