Jejakperistiwa.online – Penjabat (Pj) Bupati Nagan Raya, Fitriany Farhas, AP, S.Sos., M.Si., yang diwakili oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Ir. H. Ardimartha, menghadiri peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 tingkat Provinsi Aceh tahun 2024.
Acara yang mengusung tema “Keluarga Berkualitas, Indonesia Emas, Untuk Menuju Visi Indonesia Emas 2045” ini berlangsung di Alun-Alun Suka Makmue, Kabupaten Nagan Raya, pada Rabu (7/8/2024).
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Aceh bekerja sama dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Gampong, Pengendalian Penduduk dan Pemberdayaan Perempuan (DPMGP4) Kabupaten Nagan Raya.
Acara tersebut juga dihadiri oleh Kepala BKKBN Republik Indonesia, dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) yang sebelum acara seremonial dimulai, menyempatkan diri untuk mengunjungi stan pelayanan KB bagi masyarakat Nagan Raya serta melakukan pemasangan pelayanan KB implan.
Selain itu, Kepala BKKBN juga meninjau stan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan Usaha Peningkatan Penghasilan Keluarga Aksepto (UPPKA) Kabupaten Nagan Raya yang berada di area kegiatan Harganas.
Dalam sambutannya, Sekda Ardimartha menyampaikan ucapan selamat datang dan terima kasih atas kehadiran Kepala BKKBN RI beserta rombongan di Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh.
“Semoga kehadiran Bapak Kepala BKKBN RI di Kabupaten Nagan Raya membawa manfaat bagi kami, serta memberikan masukan berharga untuk kesuksesan pelaksanaan Harganas ke-31 tahun 2024 ini,” ujar Ardimartha.
Lebih lanjut, Sekda Ardimartha menyampaikan data terkini terkait indikator kependudukan Kabupaten Nagan Raya, di mana laju pertumbuhan penduduk tercatat sebesar 1,83% pada tahun 2020 menurut data Sensus Penduduk.
“Total Fertility Rate (TFR) kami berada di angka 2,6 pada tahun 2023 berdasarkan pendataan keluarga, dengan Age Specific Fertility Rate (ASFR) kelompok usia 15-19 tahun sebesar 21,6, dan Indeks Pembangunan Keluarga (IBANGGA) sebesar 63,94 pada pendataan keluarga tahun 2023. Selain itu, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) kami mencapai 72,15 menurut data BPS Nagan Raya,” papar Ardimartha.
Ia menekankan bahwa dengan waktu yang tersisa di tahun 2024, upaya harus difokuskan pada intervensi terhadap Keluarga Berisiko Stunting (KRS) guna mencegah atau setidaknya mengurangi potensi kelahiran anak stunting baru.
“Intervensi yang kami lakukan melibatkan berbagai pihak dan sektor di semua tingkatan, baik tingkat kabupaten, kecamatan, maupun desa. Sebagai Ketua Tim Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting, sejak awal saya telah berupaya menggalang berbagai potensi dari organisasi profesi, organisasi keagamaan, civitas akademika, pihak swasta, media, serta pemerintahan daerah (PENTAHELIX) untuk bekerja secara sinergis dalam merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi intervensi secara berkala,” jelas Ardimartha.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Aceh, Safrina Salim, SKM., M.Kes., dalam laporannya menjelaskan bahwa Harganas ke-31 tahun 2024 merupakan momentum penting untuk memperkuat komitmen bersama dalam percepatan capaian program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana, serta penurunan stunting.
“Alhamdulillah, tahun ini Harganas tingkat Provinsi Aceh dapat kita laksanakan di Kabupaten Nagan Raya. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Pj. Bupati Nagan Raya yang telah memberikan dukungan luar biasa sehingga peringatan ini dapat terlaksana dengan baik,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Pj Gubernur Aceh, Bustami Hamzah, S.E., M.Si., yang diwakili oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Aceh, Dr. Ir. Zulkifli, M.Si dalam arahannya menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah hadir dan mendukung peringatan Harganas ini.
“Kehadiran Bapak Ibu sekalian merupakan bentuk dukungan yang sangat berarti bagi kita semua,” ungkap Zulkifli.
Ia menjelaskan bahwa Harganas merupakan wujud komitmen pemerintah dalam merevitalisasi peran keluarga untuk mengatasi berbagai persoalan yang menghambat pembangunan. Peringatan Harganas ke-31 ini difokuskan pada isu prioritas, yaitu stunting, yang masih menjadi tantangan besar di Aceh dengan angka prevalensi 29,4% berdasarkan data SKI 2023.
“Dalam lima tahun terakhir, Pemerintah Aceh telah melihat penurunan signifikan angka stunting dari 41,5% pada tahun 2013 menjadi 29,4% pada tahun 2023. Meskipun progres ini patut diapresiasi, kita harus terus bekerja keras agar angka prevalensi stunting di Aceh dapat turun di bawah 20% sesuai rekomendasi WHO,” terang Zulkifli.
Di akhir amanatnya, Zulkifli mengajak semua pihak terkait untuk meningkatkan peran dalam pembangunan keluarga dan pencegahan stunting, serta meningkatkan kinerja pengelola dan petugas Bangga Kencana.
Acara ini turut dihadiri oleh Direktur Bina Pelayanan KB Wilayah Khusus BKKBN RI, dr. Fajar Firdawati, Danrem 012/Teuku Umar, unsur Forkopimda Nagan Raya, Kepala Dinas PMGP4 Kabupaten/Kota se-Provinsi Aceh, Ketua DPD/DPC Ikatan Penyuluh Keluarga Berencana Kabupaten/Kota se-Provinsi Aceh, para Asisten Sekda, Kepala SKPK, serta tamu undangan lainnya.(***)