Jejakperistiwa.online
Lebak – Lembaga Swadaya Masyarakat Kumpulan Pemantau Korupsi Banten (LSM KPK-B) menggelar acara Hari Anti Korusi Sedunia (HAKORDIA) di Cafe Raja Sisa Balong Rancalentah, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten, Jumat (9/12/2022). Hal tersebut ditegaskan Ketua Dewan Pembina LSM KPK-B Novi Agustina SH kepada awak media, ini pesannya.
Dalam sambutannya, Novi mengatakan, bahwa LSM dan Ormas juga para aktivis penggiat anti korupsi merupakan ujung tombak negara ini dalam pemberantasan korupsi. Kata dia, korupsi di bumi nusantara ini tidak akan pernah hilang dan akan semakin merajalela jika mental para pemangku bebijakan dari tingkat atas sampai tingkat bawah tidak Ahlakul karimah (berakhlak baik-red).
“Dari jaman dulu sampai sekarang korupsi tidak akan pernah hilang, mungkin sampai akhir jaman nanti masih akan tetap ada, nah di sinilah tugas kita sebagai pengggiat anti korupsi untuk berperan aktif dalam menekan keinginan para pelaku korupsi melakukan perbuatan tidak berakhlak itu” tegas Novi.
Lanjut Novi selaku Ketua Dewan Pembina LSM KPK-B yang juga aktivis perempuan di Lebak Banten ini menegaskan, mental anti korupsi harus ditanamkan sejak dini, sehingga saat dewasa nanti mental yang terdidik sejak dini untuk menjauhi prilaku korupsi menjadi dasar untuk menuju Negara yang bebas dari korupsi.
“Semua berpulang kepada niat masing-masing individu, apakah mereka para pemangku kebijakan akan melakukan korupsi ataupun tidak, minimal ketika di mainset nya tertanam mental yang anti korupsi, mereka akan berpikir ratusan kali untuk melakukan korupsi” katanya.
Selain itu, kata dia, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang merupakan institusi hukum yang menangani perkara korupsi di bumi nusantara ini harus terus memberikan edukasi tentang bahaya laten perilaku korupsi kepada tiap-tiap institusi lainnya dengan melibatkan para aktivis penggiat anti korupsi yang berada di pusat maupun di daerah.
“Saya minta kepada pak Presiden Jokowi untuk menginstuksikan Lembaga Anti Raswah (KPK) agar menggandeng kita aktivis yang berada didaerah untuk menekan angka korupsi, sehingga kontrol terkait korupsi semakin dimaksimalkan jika dengan bersama sama para akhitivis di daerah,” harap Novi.
Sementara itu, Ketua Barisan Rakyat Lawan Korupsi (BARALAK) Indonesia Yudistira pada kesempatan itu mengatakan, korupsi merupakan kejahatan terstruktur dan masif yang harus dilawan dan diberikan hukuman berat. Sebab kata dia, dampak dari korupsi itu selain merugikan banyak orang juga akan memberikan efek tidak baik bagi keluarga si pelaku korupsi itu sendiri.
“Satu kata buat perilaku korupsi, Lawan, ” tegas Yudistira aktivis senior yang juga tegas melakukan kotrol di Lebak Banten.
Aktivis Baralak Indonesia ini juga menghimbau kepada para pemangku kebijakan baik yang berada ada di tingkat kementrian maupun di OPD -OPD untuk segera mengurungkan niatnya jika terbersit keinginan untuk melakukan korupsi.
“Sebab rakyat akan melakukan gerakan perlawanan terhadap para koruptor, jadi segera urungkan jika di hati ada niat untuk melakukan korupsi” tandasnya.
Diketahui, peringatan Acara HAKORDIA 9 Desember 2022 yang di gelar di kafe Rajasisha Balong Rancalentah dihadiri ratusan penggiat anti korupsi dari berbagai element, dan puncak acara yakni gelaran akbar baksos santunan anak-anak yatim dan kaum dhuafa, lalu pada tanggal 10 Desember 2022 baksos di gelar untuk para kaum Disabilitas.
“Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang kita lakukan tiap taun, dan inilah refleksi dari HAKORDIA, bahwa dampak dari korupsi sangat menyengsarakan rakyat” Ucap pentolan LSM KPK-B Dede Mulyana. (*)