Banyuwangi, Kamis (16/11/2023) – …And it’s hard to hold a candle In the cold November rain (…dan sulit menjaga lilin tetap menyala dimusim hujan bulan November yang dingin), begitulah sepenggal lirik lagu November Rain milik Guns N’ Roses.
Ya…, pada bulan Nopember tahun 2024, tepat tanggal 27, Komisi Pemilihan Umum/KPU Kabupaten Banyuwangi akan menyelenggarakan Pemilihan Umum Bupati atau Pemilihan Kepala Daerah/Pilkada bersamaan dengan Pilkada di seluruh kabupaten dan kota di Indonesia. Pilkada nantinya digelar hanya berselang waktu sekitar 8 bulan, setelah pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) Presiden dan Legislatif pada 14 Februari 2024.
Hampir senada dengan lirik lagu “november rain” diatas,
Apakah Bupati Ipuk Festiandani mampu mengokohkan posisinya sebagai bupati Banyuwangi untuk periode ke 2, apabila ia mencalonkan diri lagi? dan ketika dihadapkan dengan perlawanan dari para kandidat penantangnya, apakah ia akan seperti lilin yang tetap bertahan menyala meski tertiup angin semilir, atau justru akan terhempas seperti lilin dalam badai, pada Pilkada bulan Nopember 2024 mendatang? Mari kita telaah sedikit mengenai hal ini.
Dalam Pilkada mendatang, jelas ada keuntungan besar bagi petahana Ipuk Festiandani, yang telah menjabat 1periode sebagai Bupati Banyuwangi, meneruskan jabatan yang sama dari suaminya, yang sebelumnya menjabat hingga 2periode. Kekuatan Ipuk bertambah besar, ketika suaminya kini menjabat sebagai Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi atau Menpan RB Republik Indonesia.
Setidaknya ada tiga alasan sebagai keuntungan bagi petahana Ipuk Festiandani, yang dapat kami jelaskan sebagai penguat argumen, yakni ;
Pertama, alokasi waktu kampanye yang singkat, Pilkada 2024 digelar berselang sekitar 8 bulan setelah Pemilu Presiden/ Legislati, sehingga memberikan keuntungan bagi kandidat petahana. Sementara kandidat penantang memiliki keterbatasan waktu untuk melakukan sosialisasi.
Tentu, kandidat petahana tidak memerlukan waktu yang lama untuk melakukan sosialisasi, karena mereka sudah memiliki popularitas dan elektabilitas kuat di mata publik, serta “investasi” politik selama menjabat, bahkan telah memiliki jaringan di pemerintahan yang dapat memberikan dukungan untuk mempertahankan kekuatanya.
Alasan kedua adalah minimnya perhatian publik terhadap Pilkada. Dalam kondisi pemilu Presiden dan Legislatif yang begitu ketat, perhatian publik bisa cenderung tercurah untuk itu, sehingga dapat mempengaruhi partisipasi publik pada Pilkada. Rendahnya partisipasi publik ini dapat menguntungkan kandidat petahana, karena mayoritas masyarakat akan tetap memilih status quo.
Alasan ketiga adalah keterbatasan media dalam memberitakan Pilkada. Dalam jangka waktu yang singkat antara Pemilu presiden dan legistatif dengan Pilkada, media akan terfokus pada peristiwa politik nasional daripada Pilkada. Pemberitaan yang dimungkinkan minim tentang Pilkada, akan berpengaruh pada kandidat penantang untuk mendapatkan ekspos yang cukup untuk lebih mengenalkan diri pada publik.
Meski begitu, bukan berarti Ipuk Festiandani bisa dengan mudah memenangkan Pilkada 2024. Ada juga beberapa faktor yang dapat mengancam keberhasilannya.
Diantaranya adalah adanya kandidat penantang dari seorang figur baru yang muncul, dengan popularitas dan elektabilitas tinggi, sehingga bisa menjadi pesaing serius bagi Ipuk Festiandani. Selain itu, pemenang dalam pemilu Presiden dan legislatif 2024 nanti, berpengaruh pada dinamika politik Pilkada di Banyuwangi.
Faktor adanya isu dan program kerja, serta visi misi para kandidat untuk masa depan Banyuwangi, juga akan menjadi penentu keberhasilan kandidat penantang. Masyarakat akan membandingkan dengan apa yang telah dilakukan selama ini oleh petahana Ipuk Festiandani.
Namun dengan kekuatan dan keuntungan yang dimiliki sebagai petahana, tidak bisa dipungkiri bahwa Ipuk Festiandani tetap memiliki peluang besar untuk meraih kemenangan pada Pilkada 2024.
Jadi, apakah Ipuk Festiandani akan dengan mudah kembali menjabat sebagai Bupati Banyuwangi untuk periode ke 2, tanpa adanya tantangan yang berarti dari kandidat penantang, atau bahkan menghadapi ujian berat seperti terhantam badai pada Pilkada bulan November 2024 mendatang, sehingga berhasil menggulingkannya dari kursi Bupati Banyuwangi? The answer will be revealed soon!
Oleh :
Agung Surya Wirawan SH.
Forum Rogojampi Bersatu (FRB) – Banyuwangi