BATAM – JejakPeristiwa.Online
Dalam suasana akhir pekan yang tenang, Agus Bahtiar dan Iptu Sukamto mengadakan pertemuan silaturahmi bertajuk Kopi Morning di kawasan SP Bakery, Sagulung, pada Minggu, 29 November 2025. Pertemuan ini berlangsung hangat dan menjadi sarana bagi keduanya untuk membahas berbagai isu sosial, memperkuat relasi personal, serta memperluas pandangan mengenai peran individu dalam kehidupan bermasyarakat.

Pertemuan dimulai sejak pagi, ketika suasana kedai roti belum terlalu ramai. Dalam suasana yang santai, keduanya duduk berdampingan di meja kecil dekat jendela, menikmati kopi sembari menelusuri topik demi topik yang berkembang di masyarakat. Agus Bahtiar, yang dikenal dekat dengan berbagai komunitas, menyoroti pentingnya komunikasi informal sebagai ruang refleksi dan penyamaan persepsi. Menurutnya, dialog yang mengalir tanpa tekanan sering kali menghasilkan ide-ide yang lebih murni dan relevan dengan situasi sosial saat ini.
Sementara itu, Iptu Sukamto memberikan perspektif lebih dalam terkait peran penting kebersamaan dalam kehidupan sosial, terutama bagi aparat penegak hukum. Ia menyampaikan bahwa silaturahmi bukan sekadar pertemuan biasa, melainkan bagian dari strategi membangun kepercayaan dan kedekatan dengan masyarakat.
Sukamto mengakui bahwa dinamika tugas di lapangan kerap menguras energi fisik dan mental. Namun, ia menegaskan bahwa pertemuan seperti ini justru membantu menyeimbangkan perspektif, membuka ruang untuk melihat dinamika masyarakat secara lebih manusiawi.
“Di balik setiap tugas, ada sisi kemanusiaan yang harus terus kita jaga. Silaturahmi seperti ini menjadi pengingat bahwa tugas kepolisian tidak hanya soal penegakan hukum, tetapi juga soal mendengarkan dan memahami,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa aparat perlu terus hadir dalam ruang sosial masyarakat dengan cara-cara yang sederhana namun bermakna. Pertemuan informal seperti Kopi Morning, menurutnya, dapat membuka pintu dialog yang mungkin tidak muncul di forum resmi.
“Hubungan yang dibangun dengan ketulusan akan lebih mudah diterima masyarakat. Kita tidak bisa hanya mengandalkan struktur formal; komunikasi personal sangat diperlukan,” tambahnya.
Lebih jauh, Sukamto menegaskan bahwa kedekatan personal antara elemen masyarakat dan aparat menjadi faktor penting dalam menciptakan lingkungan yang kondusif. Ia memandang bahwa kolaborasi tidak selalu harus dibangun melalui program besar kadang justru dimulai dari percakapan sederhana yang saling memperkuat. Hal inilah yang menurutnya menjadi nilai utama dari pertemuan pagi itu.
Selain membahas dinamika sosial, keduanya juga menyinggung pentingnya memperkuat rasa saling peduli dan menjaga harmonisasi di tengah masyarakat. Mereka sepakat bahwa kesibukan sering kali membuat orang lalai terhadap pentingnya silaturahmi, padahal interaksi sosial merupakan elemen vital dalam membangun kohesi antarwarga.
Pertemuan tersebut menghadirkan suasana yang tidak hanya santai, tetapi juga produktif. Kehangatan percakapan memberikan ruang refleksi bagi kedua pihak untuk memahami berbagai persoalan dengan lebih jernih, serta merumuskan peran masing-masing dalam menghadirkan manfaat nyata bagi lingkungan sekitar.
Kegiatan Kopi Morning itu ditutup dengan komitmen untuk menjaga keberlanjutan komunikasi positif. Keduanya menilai bahwa momen seperti ini tidak hanya mempererat persahabatan, tetapi juga memperkuat hubungan sosial yang lebih luas. Silaturahmi yang dirawat dengan tulus diyakini mampu menjadi jembatan bagi terciptanya kehidupan masyarakat yang harmonis dan penuh rasa saling pengertian.











