Sudiro Takon Bopo Hidupkan Semangat HUT RI ke 80

banner 468x60

 

Lampung Tengah  —  Dalam rangka memperingati puncak Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, warga RT 34 RW 07 Kelurahan Simbarwaringin, Kecamatan Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah, menggelar pentas seni budaya Ludruk dengan lakon “Sudiro Takon Bopo”, Minggu (17/8/2025) malam.

Acara dimulai sekitar pukul 20.00 WIB dengan tenda yang sudah dipadati warga sejak pukul 19.30 WIB. Sejumlah tokoh masyarakat turut hadir untuk menyaksikan pertunjukan seni tradisional yang kini semakin jarang dipentaskan.

 

Ketua panitia dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasih atas kekompakan warga yang berhasil mewujudkan acara ini.

 

 “Merdeka! Terima kasih kepada seluruh masyarakat yang telah hadir, dan khususnya warga RT 34 yang rela berkorban tenaga, moril maupun materiil demi suksesnya pagelaran malam ini,” ujarnya bersemangat.

 

Menariknya, acara ini dibiayai dari swadaya masyarakat. Atun (53), salah seorang warga, menjelaskan bahwa setiap kepala keluarga (KK) hanya menyumbang Rp25 ribu. Sementara konsumsi ditangani bersama oleh para ibu-ibu.

“Ibu-ibu masak bersama, bumbu dapur dibawa dari rumah masing-masing. Walaupun hanya 48 KK, tapi karena kompak, semua terasa ringan,” kata Atun.

 

Pagelaran Ludruk ini bukan kali pertama digelar warga RT 34. Tahun sebelumnya, mereka juga sukses menggelar seni Ludruk dengan melibatkan pemain asli warga setempat. Selain Ludruk, acara juga dimeriahkan tari tradisional Lampung Siger Panguten oleh anak-anak kampung.

 

M. Yunus, warga RW 02 yang turut menyaksikan pertunjukan, mengapresiasi kekompakan RT 34.

“Ini patut dicontoh. Dengan kebersamaan, mereka bisa menyelenggarakan kesenian tradisional di momen sebesar ini,” ungkapnya.

 

Lakon “Sudiro Takon Bopo” sendiri mengisahkan perjuangan seorang pemuda desa bernama Sudiro yang mengikuti sayembara di kadipaten. Dengan doa dan restu ibunya, Sudiro berhasil duduk di kursi sakral Gading Dampar Kencono yang tak mampu diduduki para jawara. Hingga akhirnya, terungkap bahwa Sudiro adalah anak kandung sang Adipati yang hilang sejak 20 tahun lalu, dan ia pun diangkat menjadi putra mahkota.

 

Kisah ini memberi pesan moral bahwa dengan doa, tekad, dan perjuangan, seorang pemuda mampu meraih cita-cita dan masa depan yang gemilang.

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *