SAMPANG,jejakperistiwa.online-Respon cepat penanganan kasus pembacokan di Dusun Taman Desa Ketapang Laok Kecamatan Ketapang Sampang Madura Jawa Timur oleh Polda Jatim dipuji dan diapresiasi Tim Pemenangan MANDAT Kabupaten setempat.
Melalui Ra Bahaudin selaku Ketua Tim Pemenangan MANDAT Kabupaten sabtu 23/11,dalam kasus pembacokan yang menyebabkan Jimmy Sugito Putra warga setempat meninggal dunia saat dilarikan ke Rumah Sakit,Polda Jatim telah melakukan penanganan yang cepat,terukur,sesuai SOP dan transparan hingga berhasil mengamankan dan menetapkan 3 tersangka.
Disebut,pihaknya sudah menyatakan sikap dan ungkapan belasungkawa bahkan bertakziah ke rumah duka serta tetap memasrahkan sepenuhnya kasus tersebut kepada pihak Kepolisian.
Terpisah Nurul Huda SHi MH Anggota Tim Pemenangan Paslon Kyai Mamak dan Mas AB (Paslon nomor 1 MANDAT) Kabupaten menyatakan bahwa Polda Jatim telah membuka tabir dari kasus tersebut.
“Kami puas dengan kinerja Polda Jatim yang telah mengungkap motif dari kasus pembacokan itu,dengan banyaknya asumsi dan framing seolah kejadian itu berkaitan dengan Politik Pilkada serentak 2024,” ujar Ra Huda panggilan akrab Anggota DPRD Jatim Fraksi PPP.
Masih menurut Ra Huda,ternyata setelah melakukan olah TKP,pemanggilan saksi dan langkah proses lainnya terungkap bahwa peristiwa itu dipicu karena konflik Keluarga serta tidak terkait dengan Pilkada.
Ia mengaku,kebetulan berasal dari Desa Ketapang Laok yang tidak jauh dari lokasi kejadian, sehingga cukup memahami karakteristik masyarakat setempat.
Diungkap,Jimmy Sugito Putra 44 (korban) merupakan warga setempat jama’ah Kyai Muallif (tuan rumah) untuk ikut menyambut kedatangan H Slamet Junaidi, jadi bukan bagian dari rombongan Paslon nomor dua.
“Ada kebiasaan yang mengarah kepada tradisi bagi masyarakat setempat dan mengedepankan tata krama sehingga lazimnya harus Kulo nuwun kepada sesepuh ketika ada acara yang mendatangkan Tokoh maupun pihak luar,” imbuh Ra Huda.
Sehingga sikap dari Kyai Muallif yang menerima kunjungan H Slamet Junaidi Calon Bupati dari Paslon Jimad Sakteh membuat Kyai Hamdudin Tokoh Agama setempat yang tidak lain juga masih ada hubungan Keluarga dengan Kyai Muallif beserta Kelompoknya tersinggung hingga terjadi aksi penghadangan dan cekcok mulut antar Kelompok dan berujung terjadinya pembacokan pasca H Slamet Junaidi beserta rombongan berhasil keluar dari lokasi melalui jalur lain.
(Cen)