SAMPANG, jejakperistiwa.online — Dugaan perilaku arogan dan intimidatif kembali mencoreng dunia perbankan. Seorang nasabah Bank BRI Unit Sampang, H. Sakur, mengaku mengalami perlakuan tidak pantas dari oknum pegawai bank berinisial L saat proses penagihan cicilan berlangsung. Ironisnya, sang nasabah menegaskan dirinya tidak pernah menunggak ataupun telat membayar kewajiban pinjamannya.
“Sudah keterlaluan. Mereka datang ke rumah tanpa sopan santun, bahkan saat saya baru selesai operasi. Perkataannya kasar dan menyinggung,” ungkap H. Sakur saat ditemui di kediamannya, Jumat (17/10/25).
Akibat insiden tersebut, H. Sakur mengaku mengalami tekanan batin dan trauma. Ia menilai, tindakan oknum tersebut mencoreng nama baik institusi perbankan yang seharusnya melayani masyarakat dengan profesional.
“Saya merasa terintimidasi. Padahal saya tidak pernah menghindar.
Saya selalu beritikad baik, hanya saja kondisi ekonomi saya sedang tidak stabil,” ujarnya.
Pihak keluarga pun menyatakan tidak akan tinggal diam. Maulidi, Sekjen Ormas Komando HAM, mengecam keras perilaku oknum pegawai BRI tersebut dan mengancam akan menggelar aksi damai di depan kantor BRI Unit Sampang.
“Kami tidak terima perlakuan seperti ini terhadap paman kami. Etika pelayanan publik harus dijaga. Jangan sampai ada lagi nasabah yang diperlakukan kasar hanya karena urusan cicilan,” tegas Maulidi.
Menanggapi laporan tersebut, pihak Manajemen BRI Cabang Sampang melalui pernyataan singkatnya mengatakan akan menindaklanjuti dan menelusuri kebenaran peristiwa itu.
“BRI berkomitmen memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh nasabah. Kami tidak mentolerir sikap tidak profesional dari siapapun di lingkungan kerja kami. Tim kami akan memeriksa laporan tersebut dan memastikan langkah penanganan sesuai prosedur,” ujar perwakilan pihak BRI saat dikonfirmasi awak media.
Kasus ini menjadi pengingat penting bagi lembaga keuangan agar selalu menjunjung tinggi etika pelayanan dan transparansi, sekaligus menjaga kepercayaan publik terhadap dunia perbankan.